Kamis, 20 Juni 2019

Siapa Sih yang Gak Butuh Sembako? Simak 4 Hal Penting Sebelum Buka Bisnis Sembako

Dagang sembako? Maksudnya jualan bahan pokok macam minyak goreng, gula pasir, beras, susu,? Memangnya laku? Eiits jangan salah. Dagang barang beginian sudah pasti ada pembelinya. Ya jelas, wong yang dijual adalah bahan kebutuhan dasar.

Sekarang mana ada orang yang enggak butuh beras, gula pasir, atau susu? Itu sebabnya barang kebutuhan itu disebut sembako alias sembilan bahan pokok. Lantaran itu, pemerintah berusaha mati-matian menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang itu di pasaran.

Enggak usah dipikir yang itu, biarkan itu urusan pemerintah. Sekarang balik lagi ke pokok persoalan, jualan sembako. Usaha dagang sembako juga berpotensi yang tak kalah besar dengan jenis usaha lainnya.

Sudah banyak lho yang bertitel haji gara-gara jualan sembako. Ada pula yang jadi juragan tanah karena malang melintang di usaha dagang sembako. Silakan dicek deh, siapa tahu ada kawan yang menekuni usaha beginian.

Yang tak kalah penting, siapa sih di sekitar lingkungan yang tak butuh keberadaan toko sembako? Kehadiran toko sembako di sebuah pemukiman bisa bikin penghuninya nyaman lho. Kan ketika butuh tinggal melipir. Beda kalau usaha ayam petelor, bisa picu perang dunia ketiga tuh.

Pendek kata, kehadiran toko sembako itu dibutuhkan orang. Lebih afdol lagi kalau sudah punya modal plus lokasi yang strategis. Cucok banget deh buat usaha dagang beginian.

Usaha Sembako Butuh Modal Gede?

Kadang sudah jiper duluan kalau mau usaha sembako. Bayangannya bakal butuh modal gede. Modal gede ini yang mengintimidasi orang yang berniat buka usaha sembako. Padalah kalau sedikit disiasati, buka usaha sembako enggak perlu modal gede-gede amat.

Bahkan dengan dana kurang dari Rp 10 juta bisa kok. Bahkan duit segitu sudah cukup membuat warung sembako yang dibuka terisi barang yang lengkap. Kalau tak ada uang tunai bisa pakai kartu kredit dulu atau KTA (kredit tanpa agunan). Tapi pastikan bunga pinjamannya ketutup sama laba yang diperoleh.

buka bisnis sembako

Menyewa kios di pasar bisa jadi cara ampuh dalam bisnis satu ini (Warung Sembako / Duajurai) 

Terus ada catatan lagi yakni bukanya di rumah ya. Misalnya menyulap garasi atau depan rumah menjadi toko/warung.

Kemudian setelah modal apa lagi? Pastinya cari agen atau suplier barang yang berani kasih harga miring. Cobalah berkeliling dulu untuk mendapatkan yang pas.

Mereka pun juga berkepentingan dengan Anda karena menjadi kepanjangan tangan.  Terakhir, survei harga dari toko atau warung. Tujuannya untuk mengetahui harga pasaran barang kebutuhan pokok itu.

Setelah itu, barulah belanja barang modal. Misalnya saja rak dan etalase untuk memajang barang dagangan. Oke, biar gampang bisa dilihat rincian simulasinya.

Modal Awal :

Inventaris :

Etalase Rp. 4.000.000

Rak kayu Rp 1.000.000

Timbangan, toples, kalkulator Rp 500.000

Meja/kursi Rp 500.000

Total Rp 6.000.000

Belanja barang dagangan Rp 4.000.000

Perhitungan laba / rugi per bulan

Pendapatan :

Rp 200.000 x 30 hari Rp. 6.000.000,00

Harga pokok :

Barang dagangan Rp. 4.000.000,00 –

Laba kotor Rp. 2.000.000,00

Biaya-biaya :

Biaya perlengkapan Rp. 300.000,00

Biaya listrik, air, telepon Rp. 150.000,00

Biaya transportasi Rp. 300.000,00

Biaya lain-lain Rp. 50.000,00

Jumlah biaya Rp 800.000

Laba bersih selama sebulan Rp. 2.000.000 – Rp 800.000 = Rp 1.200.000

Sengaja tak dimasukan tenaga kerja karena bisa minta bantuan pasangan, pembantu, atau kerabat lainnya untuk menunggu toko.

Hal Penting Sebelum Buka Bisnis Sembako

Betul sih, selisih keuntungan dari bisnis sembako mepet banget. Tapi perlu diingat, frekuensi penjualannya besar karena dicari orang. Jadilah perputaran uangnya relatif cepat. Sebelum memulai, ada baiknya camkan dulu empat hal di bawah ini sebelum buka bisnis sembako.

buka bisnis sembako

Jangan main-main dengan harga sembako kalau gak mau didemo (Unjuk Rasa / Blogspot) 

1.Lengkapi barang yang dicari konsumen

Carilah barang-barang yang paling sering dibeli konsumen. Misalnya gula pasir lebih banyak habis dari barang lain, maka stoknya diperbanyak. Atau bisa juga membuka request barang yang dibutuhkan konsumen. Dengan begitu, ada kepastian barang itu dibeli. Pendek kata, bisa juga selektif dalam membeli barang yang hendak dijual.

2. Lokasi

Pada prinsipnya, toko sembako bisa dibuka di mana saja, termasuk di permukiman. Hanya masing-masing tempat punya plus minusnya. Tapi sebagai pemula, tak masalah buka di rumah dengan segmen pasar adalah tetangga. Ketika dirasa memungkinkan, baru cari lokasi yang strategis.

3. Harga jual dan layanan

Ambil profitnya jangan tinggi-tinggi. Rata-rata 3 persen saja atau bisa pula ada item yang marginnya cuma 1 persen tapi item itu terbilang paling laris. Beda kasus kalau barang yang lama perputarannya bisa diambil margin antara 5-10 persen. Lalu optimalkan layanannya. Kalau perlu ada layanan delivery ke konsumen biar jadi nilai tambah.

4. Manajemen toko

Namanya mengelola bisnis, wajib hukumnya pakai manajemen. Enggak usah yang ribet, cukup pembukuan sederhana saja.

Catat barang apa saja yang dibeli dan mana saja yang laku. Lalu hitung laba dari pembukuan harian itu. Lalu sesuaikan harga barang yang dijual ketika ada kenaikan. Maklumlah, barang sembako sensitif sama kenaikan harga.

Terus sisihkan laba minimal 25 persen untuk modal sehingga stok atau kelengkapan barang makin komplet. Usahakan semua uang dari bisnis sembako masuk rekening. Ini biar memudahkan jika ada niat memperbesar usaha lewat pinjaman bank.

buka bisnis sembako

Jangan salah, membuka bisnis sembako kalau ditekuni bisa mendatangkan untung segunung loh (Sembako / Klimg) 

So, berniat mulai usaha sembako? Mudah kan? Lagi pula jangan khawatir rugi kalau gagal di tengah jalan. Namanya saja sembako, kalau tak laku kan bisa dipakai sendiri, hehehe.

 

 

Yang terkait artikel ini:

[Baca: Pentingnya Bisnis Plan Sebelum Memulai Usaha]

[Baca: Gak Punya Modal Buka Alasan Batal Buka Usaha]

[Baca: Hindari 6 Hal Ini Biar Bisnis Rumahan Jauh dari Kebangkrutan]

[Baca: Konsumen Sadar Banget Kalau Harga Sembako Itu Rawan Naik]

Load comments